BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Malaikat adalah makhluk ghaib yang diciptakan Allah dari
cahaya, senantiasa menyembah Allah, tidak pernah mendurhakai perintah Allah
serta senantiasa melakukan apa yang diperintahkan kepada mereka. Dalam bab ini,
kita akan membahas tentang Iman kepada Malaikat. Rukun akidah yang kedua
setelah iman kepada Allah, adalah iman kepada adanya malaikat. Iman kepada
malaikat lebih didahulukan daripada iman kepada nabi dan rasul, hal ini
dikaitkan dengan salah satu fungsi utama malaikat, yaitu sebagai penyampai wahyu
Allah kepada nabi-Nya.
Salah
satu dalil untuk mengetahui keberadaan malaikat adalah melalui berita yang
mutawatir (akurat), dan satu-satunya berita yang paling akurat adalah berita
yang dibawa Nabi Muhammad SAW, yaitu Al Qur’an. Dalam Al Qur’an masalah
malaikat disebutkan lebih dari 75 kali, tersebar dalam 33 surat
. Iman kepada malaikat adalah bagian dari
Rukun Iman. Iman kepada malaikat maksudnya adalah meyakini adanya malaikat,
walaupun kita tidak dapat melihat mereka, dan bahwa mereka adalah salah satu
makhluk ciptaan Allah. Allah menciptakan mereka dari cahaya. Mereka menyembah
Allah dan selalu taat kepada-Nya, mereka tidak pernah berdosa. Tak seorang pun
mengetahui jumlah pasti malaikat, hanya Allah saja yang mengetahui jumlahnya.
B.
Tujuan Masalah
Malaikat
adalah kekuatan-kekuatan yang patuh, tunduk dan taat pada perintah serta
ketentuan Allah SWT. Malaikat berasal dari kata malak bahasa arab yang artinya
kekuatan. Dalam ajaran agama islam terdapat 10 malaikat yang wajib kita ketahui
dari banyak malaikat yang ada di dunia dan akherat yang tidak kita ketahui.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Iman Kepada Malaikat
Perlu
diketahui, malaikat terkadang disebut Al- mala, Al-ala (kelompok tertinggi)
adalah makhluk tuhan yang diciptakan dari an- nur(cahaya). Dan Allah
menciptakan malaikat terdapat empat malaikat yang mulia, yaitu: israfil,
mikail, jibril dan izrail. Kepada keempat malaikat yang empat itulah kemudian
Allah menyerahkan segala urusan para makhluk yang berada didalam semesta ini.
Kemudian kepada malaikat jibril Allah msemberi tugas sebagai penyampai wahyu
dan risalah. Pada malaikat mikail Allah memberi tugas sebagai pengatur hujan
dan membagi rizki. Kepada malaikat Izrail Allah memberi tugas sebagai pencabut
nyawa dan pada malaikat Israfil Allah memberinya tugas sebagai peniup
sangkakala.[1]
Dalam
suatu riwayat Ibnu Abbas ra. Berkata: bahwasanya malaikat isrofil memehon
kepada Allah SWT agar diberinya kekuatan untuk membawa langit tujuh. Kemudian
Allah mengabulkannya dan memberinya kekuatan lagi untuk menguasai angin. Allah
juga memberinya kekuatan untuk mencabut gunung. Kemudian Allah memberinya
kekuatan memegang binatang buas dan Allah memberinya rambut yang lebat yaitu
mulai dari bawah kedua telapak kakinya hingga kepalanya. Sedangkan beberapa
mulut dan lisannya ditutup dengan beberapa hijab yang sama membaca tasbih
kepada Allah disetiap lisannya dengan seribu bahasa. Kemudian dari isrofil
itulah Allah menciptakan sejuta malaikat yang sama membaca tasbih kepada Allh
SWT sampai hari kiamat.
Maksud
iman kepada malaikat adalah mengimani bahwa mereka adalah perantara antara
Allah dan rosulnya, dalam menurunkan kitab- kitab-Nya dan menyampaikan perintah
dan larangannya. Mereka adalah utusan Allah kepada para Rosul-Nya. Oleh karena
itu, barang siapa yang tidak mengimani mereka maka ia kafir terhadap
kitab-kitab dan para rosul-Nya . seperti dijelaskan ayat di bawah ini bahwa
sudah menjadi keharusan bagi setiap umat Islam yang mengaku beriman, untuk
meyakini keberadaan malaikat.
آَمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آَمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ
Terjemahan:
“Rasul telah beriman kepada al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah Malaikat-malaikat-Nya…”
“Rasul telah beriman kepada al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah Malaikat-malaikat-Nya…”
Sebab
itu pula, iman kepada malaikat didahulukan daripada iman kepada kitab dan
rosul-Nya. Sebagaimana yang terdapat dalam Al-qur'an dan hadist.
Imam Al-jalil alhadhrowi berkata dalam kitab syu'ab al-iman, "ketahuilah semoga Allah memberikan rahmat padamu bahwa iman kepada malaikat itu wajib seperti iman kepada para rosul. Orang yang menentang iman kepada malaikat adalah kafir dan Allah tidak menerima keimanannya. Karena ia telah mendustai kitab-kitab dan para rosul-Nya".[2]
Imam Al-jalil alhadhrowi berkata dalam kitab syu'ab al-iman, "ketahuilah semoga Allah memberikan rahmat padamu bahwa iman kepada malaikat itu wajib seperti iman kepada para rosul. Orang yang menentang iman kepada malaikat adalah kafir dan Allah tidak menerima keimanannya. Karena ia telah mendustai kitab-kitab dan para rosul-Nya".[2]
Antara
malaikat satu dengan yang lainnya memeliki beberapa perbedaan,seperti kedudukan
dan bahwa Allah SWT menciptakan malaikat bersayap. Jumlah sayap merekapun
berbeda-beda tergantung dengan kehendak Allah SWT. Kedudukan dan status
malaikat serta kemampuan cepat atau lambat serta perpindahan mereka dari satu
tempat ke tempat yang lain.
B. Sifat-sifat
Para Malaikat
Sifat-sifat malaikat yang diyakini
oleh umat Islam adalah sebagai berikut:
1. Selalu
bertasbih siang dan malam tidak pernah berhenti.
2. Suci
dari sifat-sifat manusia dan jin, seperti hawa nafsu, lapar, sakit, makan,
tidur, bercanda, berdebat, dan lainnya
3. Selalu
takut dan taat kepada Allah.
4. Tidak
pernah maksiat dan selalumengamalkan apa saja yang diperintahkan-Nya.
5. Mempunyai
sifat malu.
6. Bisa
terganggu dengan bau tidak sedap, anjing dan patung.
7. Tidak
makan dan minum.
8. Mampu
mengubah wujudnya.
9. Memiliki
kekuatan dan kecepatan cahaya.
Malaikat tidak pernah lelah dalam
melaksanakan apa-apa yang diperintahkan kepada mereka. Sebagai makhluk ghaib,
wujud Malaikat tidak dapat dilihat, didengar, diraba, dicium dan dirasakan oleh
manusia , dengan kata lain tidak dapat dijangkau oleh panca indera , kecuali
jika malaikat menampakkan diri dalam rupa tertentu, seperti rupa manusia.
Ada pengecualian terhadap kisah Muhammad
yang pernah bertemu dengan Jibril dengan menampakkan wujud aslinya, penampakkan
yang ditunjukkan kepada Muhammad ini sebanyak 2 kali, yaitu pada saat menerima
wahyu dan Isra dan Mi'raj . Beberapa nabi dan rasul telah di tampakkan wujud
malaikat yang berubah menjadi manusia, seperti dalam kisah Ibrahim , Luth ,
Maryam , Muhammad dan lainnya. Berbeda dengan ajaran Kristen dan Yahudi , Islam
tidak mengenal istilah " Malaikat Yang Terjatuh " (Fallen Angel).
Azazil yang kemudian mendapatkan julukan Iblis , adalah nenek moyang Jin ,
seperti Adam nenek moyang Manusia . Jin adalah makhluk yang dicipta oleh Allah
dari ' api yang tidak berasap', sedang malaikat dicipta dari cahaya.[3]
Tempat yang tidak disukai Malaikat Menurut
syariat Islam ada beberapa tempat dimana para malaikat tidak akan mendatangi
tempat (rumah) tersebut dan ada pendapat lain yang mengatakan adanya
pengecualian terhadap malaikat-malaikat tertentu yang tetap akan mengunjungi
tempat-tempat tersebut.
Pendapat ini telah disampaikan oleh Ibnu Wadhdhah , Imam Al-Khaththabi , dan yang lainnya. Tempat atau rumah yang tidak dimasuki oleh malaikat itu di antara lain adalah:
Pendapat ini telah disampaikan oleh Ibnu Wadhdhah , Imam Al-Khaththabi , dan yang lainnya. Tempat atau rumah yang tidak dimasuki oleh malaikat itu di antara lain adalah:
1. Tempat
yang di dalamnya terdapat anjing , (kecuali anjing untuk kepentingan penjagaan
keamanan, pertanian dan berburu);
2. Tempat
yang terdapat patung ( gambar )
3. Tempat
yang di dalamnya ada seseorang muslim yang mengancungkan dengan senjata terhadap
saudaranya sesama muslim
4. Tempat
yang memiliki bau tidak sedap atau menyengat.
Kesemuanya
itu berdasarkan dalil dari hadits shahih yang dicatatat oleh para Imam, di
antaranya adalah Ahmad, Hambali, Bukhari, Tirmidzy, Muslim dan lainnya. Tidak
sedikit nash hadits yang menyatakan bahwa malaikat rahmat tidak akan memasuki
rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan pahala pemilik anjing akan susut
atau berkurang.[4]
Malaikat
Jibril pun enggan untuk masuk ke rumah Muhammad sewaktu ia berjanji ingin
datang ke rumahnya, dikarenakan ada seekor anak anjing di bawah tempat tidur.
Malaikat Rahmatpun tidak akan mendampingi
suatu kaum yang terdiri atas orang-orang yang berteman dengan (memelihara)
anjing.
a. Sayap Para Malaikat
Allah menciptakan para malaikat dan
menjadikan mereka bersayap. Sayap para Malaikat berbeda-beda dari sisi jumlah
dan besarnya. Allah menjelaskan dalam QS Fathir ayat 1,“Segala puji bagi Allah
Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan Malaikat sebagai utusan-utusan (untuk
mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang)
dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang
dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Para malaikat tidaklah makan tidak
pula minum. Tidak menikah, dan tidak pula berketurunan.
“Maka
tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh
perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu berkata, “Jangan
kamu takut, sesungguhnya kami adalah yang diutus kepada kaum Luth.”(QS Huud:
70)
Diriwayatkan dari Said bin Musayyib,
beliau metakan bahwa para malaikat itu bukan laki-laki dan bukan perempuan,
tidak makan, tidak minum, tidak menikah dan tidak berketurunan.
b. Malaikat juga mendengar, melihat,
dan berbicara.
Terdapat
banyak dalil yang menunjukkan bahwa para malaikat itu berdialog dengan Allah
subhanahu wa ta’ala. Dalilnya, “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para
Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.”
Mereka berkata, “Mengapa Engkau hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau.
Ayat
ini menunjukkan bahwa para malaikat berbicara kepada Allah dan Allah pun mengajak
bicara dengan mereka. Para malaikat mendengar firman Allah dan hal tersebut
menyebabkan mereka pingsan.
“Dan
tiadalah berguna syafa’at di sisi Allah melainkan bagi orang yang telah
diizinkan-Nya memperoleh syafa’at itu, sehingga apabila telah dihilangkan
ketakutan dari hati mereka, mereka berkata “Apakah yang telah difirmankan oleh
Tuhan-mu?” Mereka menjawab, “Yang benar,” dan Dia-lah Yang Maha Tinggi lagi
Maha Besar” (QS Saba’: 23).
c. Para malaikat juga merasakan
kematian
Terdapat
banyak dalil yang menunjukkan bahwa semua makhluk hidup tak terkecuali malaikat
itu akan merasakan kematian. Diantaranya adalah :
·
“Janganlah kamu sembah di samping Allah, tuhan
apapun yang lain. Tidak ada Tuhan melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti
binasa, kecuali Allah. Bagi-Nyalah segala penentuan, dan hanya kepada-Nyalah
kamu dikembalikan.” (QS al-Qashash: 88).
·
“Semua yang ada di bumi itu akan binasa.” (QS
Ar-Rahman: 26).
·
Para ulama’ ahli tafsir menyebutkan bahwa malaikat
yang terakhir mati adalah malaikat kematian. Sedangkan malaikat yang pertama
kali dibangkitkan dari kematian adalah malaikat peniup sangkakala.
d. Karakter kejiwaan para malaikat
terjaga dari maksiat
Allah menciptakan para malaikat dan
memberikan tugas besar untuk mereka. Oleh karena itu malaikat ma’shum (terjaga)
dari tindak maksiat, sehingga tatanan alam semesta ini tidak mengalami
ketimpangan.
C.
Nama-nama Malaikat dan Tuganya
Pengetahuan manusia tentang malaikat terbatas pada
keterangan yang diungkapakan dalam Alquan dan Hadist Rasul. Iman kepada
malaikat akan memberikan pengaruh kejiwaan yang cukup besar, seperti kejujuran,
ketabahan, dan keberanian. Adapun tugas-tugas malaikat sebagaimana di jelaskan
dalam Alquran. Jumlah malaikat sangat banyak, tidak terhingga dan hanya Allah
yang mengetahuinya. Mereka memiliki tugas dan pangkat yang berbeda satu sama
lain. Sebagian dari mereka disebut namanya, dan sebagian lainnya disebutkan
tugasnya saja.[5]
Diantara
nama-nama dan tugas-tugas malaikat adalah sebagai berikut:
1.
Malaikat
Jibril: bertugas menyampaikan wahyu kepda para nabi dan rasul, sejak nabi Adam
sampai dengan Rasul Nabi Mmuhammad. Nama lain dari Jibril adalah Ruhul Quds
(Q.S. An-Nahl:102) dan Ruh al-Amin (Q.S. Asy-Syuara:193).
2.
Malaikat
Mikail: mengatur pembagian rizki kepada seluruh mahluk, seperti: makanan,
minuman, dan menurunkan hujan.
3.
Malaikat
Israfil: bertugas meniup sangkakala pada hari kiamat dan hai kebangkitan (Q.S.
Al-Haqqah:13-16, Q.S. Az-Zumar:68, Q.S. Ibrahim:48).
4.
Malaikat
Izrail: malaikat maut bertugas mencabut nyawa manusia dan seluruh mahluk hidup
lainnya.
5.
Malaikat
Raqib dan Atid: bertugas mencatat seluruh tingkah laku, perbuatan manusia.
Raqib untuk yang baik, dan Atid untuk yang jahat (Q.S. Qaf: 16-18).
6.
Malaikat
Munkar dan Nakir: bertugas memberikan pertanyaan-pertanyaan pada setiap
manusia, di alam kubur.
7.
Malaikat
Malik: bertugas sebagai penjaga neraka dan meminpin para malaikat menyiksa
penghuni neraka (Q.S. At-Tahrim:6, Q.S. Al-Zukhruf: 77).
8.
Malaikat
Ridwan: bertugas sebagai penjaga surge (Q.S. Ar-Ra’d:23-24).
Di bawah ini di antara malaikat yang tidak di
ketahui nama-namanya namun diketahui tugas-tugasnya sebagai berikut:
1. Malaikat lain ada yang menurunkan
wahyu kepada abdi-abdi Allah yang dikehendaki-Nya.
2. Malaikat ada yang bertugas
meneguhkan hati mukminin atau Rasul.
3. Malaikat ada yang mendoakan kaum
muslimin.
4. Malaikat ada yang menjadi kawan atau
penjaga orang-orang mukmin.
5. Malaikat ada yang bertugas
melaksanakan hukuman Allah bagi manusia.
6. Ada malaikat yang memohonkan ampunan
bagi manusia.
7. Ada malaikat yang membaca shalawat atas
Nabi Muhammad saw.
8. Malaikat ada yang bertugas member
salam dan keselmatan kepada ahli surga.
Malaikat mengawasi dan memberikan perhatian
pada manusia ketika diciptakan, memelihara manusia ketika dilahirkan, serta
mengambil ruh manusia ketika ajal datang. Malaikat pun bbertugas membawa wahyu
dari Allah bagi manusia.
Tugas lain yang diemban malaikat
adalah menjadi pendaming manusia. Hadits yang terdapat pada shahih muslum telah
mempertegas hal itu. Dapat dikatakan bahwa malaikat yang menjadi pendamping
manusia itu adalah malikat yang ditugaskan untuk memelhara amal manusia.
Sementara itu dua pendamping manusia yang terdiri atas jin dan malikat
senantiasa berada dalam kondisi bertentangan. Jin mengajak manusia untuk
berbuat jahat, sedangkat malaikat mengajak manusia untuk berbuat kebaikan.
Siapapun yang mmemperoleh bisikan malaikat harus bersyukur dan memuji Allah.
Jika yang diperolehnya adalah bisikan syetan, secepatnya dia harus berlindung
kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk.
Lain halnya dengan malaikat Jibril,
setiap malam bulan Ramadhan, biasa mendatangi Rasulullah saw, untuk bertadarus
Al-qur’an. Tugas lain yang diemban oleh malaikat adalah mengawasi amal
perbuatan manusia.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Malaikat terkadang disebut Al- mala,
Al-ala (kelompok tertinggi) adalah makhluk tuhan yang diciptakan dari an-
nur(cahaya).
2. Maksud iman kepada malaikat adalah
mengimani bahwa mereka adalah perantara antara Allah dan rosulnya, dalam
menurunkan kitab- kitabNya dan menyampaikan perintah dan larangannya
3. • Perilaku beriman kepada malaikat,
seperti: berkata jujur, menepati janji dan menjaga amanah.
B. SARAN
Saran yang dapat kami berikan terkait pembahasan Hadots
Dho’if ini adalah :
1.
Bagi
pembaca diharapkan dapat membedakan hadits dho’if dengan hadits lainnya.
2.
Untuk
lebih memahami mengenai hadits dho’if, diharapkan pembaca dapat mencari lebih
banyak lagi informasi dari berbagai sumber.
DAFTAR PUSTAKA
Prasetyo, Abu Ka’ab .
Iman Kepada Malaikat .
muslim.or.id/aqidah/iman-kepada-malaikat.html (Diakses pada tanggal 29 Oktober 2012)
Al-Jisr
Ath-Thorabilisiy, Sayyid Husen Afandy, Memperkokoh Aqidah Islamiyah Dalam
Perspektif Ahlussunah Waljamaah, Cet. 1, Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999.
Daudy,
Ahmad, Kuliah Akidah Islam, Cet. 1, Jakarta: Bulan Bintang, 1997.
Sabid,
Sayid, Aqidah Islam Pola Hidup Manusia Beriman, Cet. II, Bandung: CV.
Diponegoro, 1974.
[2]
Muhammad Chirzin, Konsep dan
Hikmah Akidah Islam, Cet. 1, Jakarta: Mitra Pustaka, 1997, h. 60-66
0 Response to "PENJELASAN MENGENAI IMAN KEPADA MALAIKAT"
Post a Comment