http://ucjkqb53ncm5pqbtss3hbsgw.com http://ucjkqb53ncm5pqbtss3hbsgw.com PENJELASAN MENGENAI IMAN KEPADA MALAIKAT | DESAIN RUMAH NYAMAN DAN INDAH

PENJELASAN MENGENAI IMAN KEPADA MALAIKAT


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
        Malaikat adalah makhluk ghaib yang diciptakan Allah dari cahaya, senantiasa menyembah Allah, tidak pernah mendurhakai perintah Allah serta senantiasa melakukan apa yang diperintahkan kepada mereka. Dalam bab ini, kita akan membahas tentang Iman kepada Malaikat. Rukun akidah yang kedua setelah iman kepada Allah, adalah iman kepada adanya malaikat. Iman kepada malaikat lebih didahulukan daripada iman kepada nabi dan rasul, hal ini dikaitkan dengan salah satu fungsi utama malaikat, yaitu sebagai penyampai wahyu Allah kepada nabi-Nya.
       Salah satu dalil untuk mengetahui keberadaan malaikat adalah melalui berita yang mutawatir (akurat), dan satu-satunya berita yang paling akurat adalah berita yang dibawa Nabi Muhammad SAW, yaitu Al Qur’an. Dalam Al Qur’an masalah malaikat disebutkan lebih dari 75 kali, tersebar dalam 33 surat
 . Iman kepada malaikat adalah bagian dari Rukun Iman. Iman kepada malaikat maksudnya adalah meyakini adanya malaikat, walaupun kita tidak dapat melihat mereka, dan bahwa mereka adalah salah satu makhluk ciptaan Allah. Allah menciptakan mereka dari cahaya. Mereka menyembah Allah dan selalu taat kepada-Nya, mereka tidak pernah berdosa. Tak seorang pun mengetahui jumlah pasti malaikat, hanya Allah saja yang mengetahui jumlahnya.

B.       Tujuan Masalah
        Malaikat adalah kekuatan-kekuatan yang patuh, tunduk dan taat pada perintah serta ketentuan Allah SWT. Malaikat berasal dari kata malak bahasa arab yang artinya kekuatan. Dalam ajaran agama islam terdapat 10 malaikat yang wajib kita ketahui dari banyak malaikat yang ada di dunia dan akherat yang tidak kita ketahui.
BAB II
PEMBAHASAN

A.      Iman Kepada Malaikat
        Perlu diketahui, malaikat terkadang disebut Al- mala, Al-ala (kelompok tertinggi) adalah makhluk tuhan yang diciptakan dari an- nur(cahaya). Dan Allah menciptakan malaikat terdapat empat malaikat yang mulia, yaitu: israfil, mikail, jibril dan izrail. Kepada keempat malaikat yang empat itulah kemudian Allah menyerahkan segala urusan para makhluk yang berada didalam semesta ini. Kemudian kepada malaikat jibril Allah msemberi tugas sebagai penyampai wahyu dan risalah. Pada malaikat mikail Allah memberi tugas sebagai pengatur hujan dan membagi rizki. Kepada malaikat Izrail Allah memberi tugas sebagai pencabut nyawa dan pada malaikat Israfil Allah memberinya tugas sebagai peniup sangkakala.[1]
          Dalam suatu riwayat Ibnu Abbas ra. Berkata: bahwasanya malaikat isrofil memehon kepada Allah SWT agar diberinya kekuatan untuk membawa langit tujuh. Kemudian Allah mengabulkannya dan memberinya kekuatan lagi untuk menguasai angin. Allah juga memberinya kekuatan untuk mencabut gunung. Kemudian Allah memberinya kekuatan memegang binatang buas dan Allah memberinya rambut yang lebat yaitu mulai dari bawah kedua telapak kakinya hingga kepalanya. Sedangkan beberapa mulut dan lisannya ditutup dengan beberapa hijab yang sama membaca tasbih kepada Allah disetiap lisannya dengan seribu bahasa. Kemudian dari isrofil itulah Allah menciptakan sejuta malaikat yang sama membaca tasbih kepada Allh SWT sampai hari kiamat.
         Maksud iman kepada malaikat adalah mengimani bahwa mereka adalah perantara antara Allah dan rosulnya, dalam menurunkan kitab- kitab-Nya dan menyampaikan perintah dan larangannya. Mereka adalah utusan Allah kepada para Rosul-Nya. Oleh karena itu, barang siapa yang tidak mengimani mereka maka ia kafir terhadap kitab-kitab dan para rosul-Nya . seperti dijelaskan ayat di bawah ini bahwa sudah menjadi keharusan bagi setiap umat Islam yang mengaku beriman, untuk meyakini keberadaan malaikat.

آَمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آَمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ
Terjemahan:
“Rasul telah beriman kepada al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah Malaikat-malaikat-Nya…”

       Sebab itu pula, iman kepada malaikat didahulukan daripada iman kepada kitab dan rosul-Nya. Sebagaimana yang terdapat dalam Al-qur'an dan hadist.
Imam Al-jalil alhadhrowi berkata dalam kitab syu'ab al-iman, "ketahuilah semoga Allah memberikan rahmat padamu bahwa iman kepada malaikat itu wajib seperti iman kepada para rosul. Orang yang menentang iman kepada malaikat adalah kafir dan Allah tidak menerima keimanannya. Karena ia telah mendustai kitab-kitab dan para rosul-Nya".[2]
       Antara malaikat satu dengan yang lainnya memeliki beberapa perbedaan,seperti kedudukan dan bahwa Allah SWT menciptakan malaikat bersayap. Jumlah sayap merekapun berbeda-beda tergantung dengan kehendak Allah SWT. Kedudukan dan status malaikat serta kemampuan cepat atau lambat serta perpindahan mereka dari satu tempat ke tempat yang lain.

B.       Sifat-sifat Para Malaikat
Sifat-sifat malaikat yang diyakini oleh umat Islam adalah sebagai berikut:
1.      Selalu bertasbih siang dan malam tidak pernah berhenti.
2.      Suci dari sifat-sifat manusia dan jin, seperti hawa nafsu, lapar, sakit, makan, tidur, bercanda, berdebat, dan lainnya
3.      Selalu takut dan taat kepada Allah.
4.      Tidak pernah maksiat dan selalumengamalkan apa saja yang diperintahkan-Nya.
5.      Mempunyai sifat malu.
6.      Bisa terganggu dengan bau tidak sedap, anjing dan patung.
7.      Tidak makan dan minum.
8.      Mampu mengubah wujudnya.
9.      Memiliki kekuatan dan kecepatan cahaya.

         Malaikat tidak pernah lelah dalam melaksanakan apa-apa yang diperintahkan kepada mereka. Sebagai makhluk ghaib, wujud Malaikat tidak dapat dilihat, didengar, diraba, dicium dan dirasakan oleh manusia , dengan kata lain tidak dapat dijangkau oleh panca indera , kecuali jika malaikat menampakkan diri dalam rupa tertentu, seperti rupa manusia.
        Ada pengecualian terhadap kisah Muhammad yang pernah bertemu dengan Jibril dengan menampakkan wujud aslinya, penampakkan yang ditunjukkan kepada Muhammad ini sebanyak 2 kali, yaitu pada saat menerima wahyu dan Isra dan Mi'raj . Beberapa nabi dan rasul telah di tampakkan wujud malaikat yang berubah menjadi manusia, seperti dalam kisah Ibrahim , Luth , Maryam , Muhammad dan lainnya. Berbeda dengan ajaran Kristen dan Yahudi , Islam tidak mengenal istilah " Malaikat Yang Terjatuh " (Fallen Angel). Azazil yang kemudian mendapatkan julukan Iblis , adalah nenek moyang Jin , seperti Adam nenek moyang Manusia . Jin adalah makhluk yang dicipta oleh Allah dari ' api yang tidak berasap', sedang malaikat dicipta dari cahaya.[3]
        Tempat yang tidak disukai Malaikat Menurut syariat Islam ada beberapa tempat dimana para malaikat tidak akan mendatangi tempat (rumah) tersebut dan ada pendapat lain yang mengatakan adanya pengecualian terhadap malaikat-malaikat tertentu yang tetap akan mengunjungi tempat-tempat tersebut.
          Pendapat ini telah disampaikan oleh Ibnu Wadhdhah , Imam Al-Khaththabi , dan yang lainnya. Tempat atau rumah yang tidak dimasuki oleh malaikat itu di antara lain adalah:
1.      Tempat yang di dalamnya terdapat anjing , (kecuali anjing untuk kepentingan penjagaan keamanan, pertanian dan berburu);
2.      Tempat yang terdapat patung ( gambar )
3.      Tempat yang di dalamnya ada seseorang muslim yang mengancungkan dengan senjata terhadap saudaranya sesama muslim
4.      Tempat yang memiliki bau tidak sedap atau menyengat.

       Kesemuanya itu berdasarkan dalil dari hadits shahih yang dicatatat oleh para Imam, di antaranya adalah Ahmad, Hambali, Bukhari, Tirmidzy, Muslim dan lainnya. Tidak sedikit nash hadits yang menyatakan bahwa malaikat rahmat tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan pahala pemilik anjing akan susut atau berkurang.[4]
       Malaikat Jibril pun enggan untuk masuk ke rumah Muhammad sewaktu ia berjanji ingin datang ke rumahnya, dikarenakan ada seekor anak anjing di bawah tempat tidur.
     Malaikat Rahmatpun tidak akan mendampingi suatu kaum yang terdiri atas orang-orang yang berteman dengan (memelihara) anjing.
a.       Sayap Para Malaikat
           Allah menciptakan para malaikat dan menjadikan mereka bersayap. Sayap para Malaikat berbeda-beda dari sisi jumlah dan besarnya. Allah menjelaskan dalam QS Fathir ayat 1,“Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan Malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
           Para malaikat tidaklah makan tidak pula minum. Tidak menikah, dan tidak pula berketurunan.
“Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu berkata, “Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah yang diutus kepada kaum Luth.”(QS Huud: 70)

           Diriwayatkan dari Said bin Musayyib, beliau metakan bahwa para malaikat itu bukan laki-laki dan bukan perempuan, tidak makan, tidak minum, tidak menikah dan tidak berketurunan.
b.      Malaikat juga mendengar, melihat, dan berbicara.
Terdapat banyak dalil yang menunjukkan bahwa para malaikat itu berdialog dengan Allah subhanahu wa ta’ala. Dalilnya, “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata, “Mengapa Engkau hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau.
Ayat ini menunjukkan bahwa para malaikat berbicara kepada Allah dan Allah pun mengajak bicara dengan mereka. Para malaikat mendengar firman Allah dan hal tersebut menyebabkan mereka pingsan.
“Dan tiadalah berguna syafa’at di sisi Allah melainkan bagi orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafa’at itu, sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata “Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhan-mu?” Mereka menjawab, “Yang benar,” dan Dia-lah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar” (QS Saba’: 23).

c.       Para malaikat juga merasakan kematian
Terdapat banyak dalil yang menunjukkan bahwa semua makhluk hidup tak terkecuali malaikat itu akan merasakan kematian. Diantaranya adalah :
·         “Janganlah kamu sembah di samping Allah, tuhan apapun yang lain. Tidak ada Tuhan melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nyalah segala penentuan, dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” (QS al-Qashash: 88).

·         “Semua yang ada di bumi itu akan binasa.” (QS Ar-Rahman: 26).
·         Para ulama’ ahli tafsir menyebutkan bahwa malaikat yang terakhir mati adalah malaikat kematian. Sedangkan malaikat yang pertama kali dibangkitkan dari kematian adalah malaikat peniup sangkakala.
d.      Karakter kejiwaan para malaikat terjaga dari maksiat
           Allah menciptakan para malaikat dan memberikan tugas besar untuk mereka. Oleh karena itu malaikat ma’shum (terjaga) dari tindak maksiat, sehingga tatanan alam semesta ini tidak mengalami ketimpangan.

C.      Nama-nama Malaikat dan Tuganya
        Pengetahuan manusia tentang malaikat terbatas pada keterangan yang diungkapakan dalam Alquan dan Hadist Rasul. Iman kepada malaikat akan memberikan pengaruh kejiwaan yang cukup besar, seperti kejujuran, ketabahan, dan keberanian. Adapun tugas-tugas malaikat sebagaimana di jelaskan dalam Alquran. Jumlah malaikat sangat banyak, tidak terhingga dan hanya Allah yang mengetahuinya. Mereka memiliki tugas dan pangkat yang berbeda satu sama lain. Sebagian dari mereka disebut namanya, dan sebagian lainnya disebutkan tugasnya saja.[5]
Diantara nama-nama dan tugas-tugas malaikat adalah sebagai berikut:
1.         Malaikat Jibril: bertugas menyampaikan wahyu kepda para nabi dan rasul, sejak nabi Adam sampai dengan Rasul Nabi Mmuhammad. Nama lain dari Jibril adalah Ruhul Quds (Q.S. An-Nahl:102) dan Ruh al-Amin (Q.S. Asy-Syuara:193).
2.         Malaikat Mikail: mengatur pembagian rizki kepada seluruh mahluk, seperti: makanan, minuman, dan menurunkan hujan.
3.         Malaikat Israfil: bertugas meniup sangkakala pada hari kiamat dan hai kebangkitan (Q.S. Al-Haqqah:13-16, Q.S. Az-Zumar:68, Q.S. Ibrahim:48).
4.         Malaikat Izrail: malaikat maut bertugas mencabut nyawa manusia dan seluruh mahluk hidup lainnya.
5.         Malaikat Raqib dan Atid: bertugas mencatat seluruh tingkah laku, perbuatan manusia. Raqib untuk yang baik, dan Atid untuk yang jahat (Q.S. Qaf: 16-18).
6.         Malaikat Munkar dan Nakir: bertugas memberikan pertanyaan-pertanyaan pada setiap manusia, di alam kubur.
7.         Malaikat Malik: bertugas sebagai penjaga neraka dan meminpin para malaikat menyiksa penghuni neraka (Q.S. At-Tahrim:6, Q.S. Al-Zukhruf: 77).
8.         Malaikat Ridwan: bertugas sebagai penjaga surge (Q.S. Ar-Ra’d:23-24).

       Di bawah ini di antara malaikat yang tidak di ketahui nama-namanya namun diketahui tugas-tugasnya sebagai berikut:
1.      Malaikat lain ada yang menurunkan wahyu kepada abdi-abdi Allah yang dikehendaki-Nya.
2.      Malaikat ada yang bertugas meneguhkan hati mukminin atau Rasul.
3.      Malaikat ada yang mendoakan kaum muslimin.
4.      Malaikat ada yang menjadi kawan atau penjaga orang-orang mukmin.
5.      Malaikat ada yang bertugas melaksanakan hukuman Allah bagi manusia.
6.      Ada malaikat yang memohonkan ampunan bagi manusia.
7.      Ada malaikat yang membaca shalawat atas Nabi Muhammad saw.
8.      Malaikat ada yang bertugas member salam dan keselmatan kepada ahli surga.

        Malaikat mengawasi dan memberikan perhatian pada manusia ketika diciptakan, memelihara manusia ketika dilahirkan, serta mengambil ruh manusia ketika ajal datang. Malaikat pun bbertugas membawa wahyu dari Allah bagi manusia.
       Tugas lain yang diemban malaikat adalah menjadi pendaming manusia. Hadits yang terdapat pada shahih muslum telah mempertegas hal itu. Dapat dikatakan bahwa malaikat yang menjadi pendamping manusia itu adalah malikat yang ditugaskan untuk memelhara amal manusia. Sementara itu dua pendamping manusia yang terdiri atas jin dan malikat senantiasa berada dalam kondisi bertentangan. Jin mengajak manusia untuk berbuat jahat, sedangkat malaikat mengajak manusia untuk berbuat kebaikan. Siapapun yang mmemperoleh bisikan malaikat harus bersyukur dan memuji Allah. Jika yang diperolehnya adalah bisikan syetan, secepatnya dia harus berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk.
       Lain halnya dengan malaikat Jibril, setiap malam bulan Ramadhan, biasa mendatangi Rasulullah saw, untuk bertadarus Al-qur’an. Tugas lain yang diemban oleh malaikat adalah mengawasi amal perbuatan manusia.




















BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
1.      Malaikat terkadang disebut Al- mala, Al-ala (kelompok tertinggi) adalah makhluk tuhan yang diciptakan dari an- nur(cahaya).
2.      Maksud iman kepada malaikat adalah mengimani bahwa mereka adalah perantara antara Allah dan rosulnya, dalam menurunkan kitab- kitabNya dan menyampaikan perintah dan larangannya
3.      • Perilaku beriman kepada malaikat, seperti: berkata jujur, menepati janji dan menjaga amanah.
B.     SARAN
Saran yang dapat kami berikan terkait pembahasan Hadots Dho’if ini adalah :
1.      Bagi pembaca diharapkan dapat membedakan hadits dho’if dengan hadits lainnya.
2.      Untuk lebih memahami mengenai hadits dho’if, diharapkan pembaca dapat mencari lebih banyak lagi informasi dari berbagai sumber.













DAFTAR PUSTAKA

Prasetyo, Abu Ka’ab . Iman Kepada Malaikat . muslim.or.id/aqidah/iman-kepada-malaikat.html (Diakses pada tanggal 29 Oktober 2012)
Al-Jisr Ath-Thorabilisiy, Sayyid Husen Afandy, Memperkokoh Aqidah Islamiyah Dalam Perspektif Ahlussunah Waljamaah, Cet. 1, Bandung: CV. Pustaka        Setia, 1999.
Daudy, Ahmad, Kuliah Akidah Islam, Cet. 1, Jakarta: Bulan Bintang, 1997.
Sabid, Sayid, Aqidah Islam Pola Hidup Manusia Beriman, Cet. II, Bandung: CV. Diponegoro, 1974.

































            [1] Muhammad Chirzin, Konsep dan Hikmah Akidah Islam, Cet. 1, Jakarta Mitra Pustaka, 1997, h. 57-59.
    [2] Muhammad Chirzin, Konsep dan Hikmah Akidah Islam, Cet. 1, Jakarta: Mitra Pustaka, 1997, h. 60-66

        [3]Shiekh Mohammed bin Saleh Al-Uthaimin, Aqidah Ahli Sunnah Waljamaah, Departemen Agama, Wakaf, Dakwah dan Bimbingan Islam Arab Saudi: 1416H. h. 40-41
[4] Ahmad Daudy, Kuliah Akidah Islam, Cet. 1, Jakarta: Bulan Bintang, 1997, h. 93
         [5] Sayyid Husen Afandy Al-Jisr Ath-Thorabilisiy, Memperkokoh Aqidah Islamiyah Dalam Perspektif Ahlussunah Waljamaah, Cet. 1, Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999, h. 141.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "PENJELASAN MENGENAI IMAN KEPADA MALAIKAT"

Post a Comment